Kamis, 19 November 2009

Sunrise dan Toilet

by Made Teddy Artiana, S. Kom

MTA PHOTOGRAPHY
[karena manusia mulia dan hidupnya berharga]
teddyartiana_photography@yahoo.com



Kami sudah tiba dilokasi sekitar pukul 04.00 WITA (Bali termasuk wilayah waktu Indonesia bagian tengah). Waktu itu Sanur masih gelap, bukan hanya karena kurangnya lampu disekitar pantai, tetapi memang jam-jam segitu wajarnya sih masih gelap. Waktu terus bertambah, namun dia yang kami tunggu-tunggu belum muncul juga. Sebenarnya sih ia sudah ada sejak tadi, hanya saja kumpulan awan-awan dilangit bersekongkol tidak memberikan kesempatan padanya untuk nongol.

Wajah Dewi dan Anto (bukan nama sebenarnya) tampak kecewa. Betapa tidak, jauh-jauh dari Jakarta, datang ke Pulau Dewata, terus bangun pagi-pagi buta, mendahului ayam Bali, maksud hati ingin prewedding dengan background sunrisenya Sanur, eh justru background utamanya gak ada. Sanurnya sih ada…mataharinya yang gak ada. Apa jadinya sunrise tanpa benda bulat bersinar itu.

“Mas aku ke toilet dulu,” kata Dewi kepadaku, “belum sempet nih buang sampahnya di hotel”.Aku mengangguk tersenyum.

Tetapi kemudian terjadilah sesuatu yang tidak terduga. Entah karena angin yang bertiup kencang, atau karena memang sudah bosan kongkow-kongkow awan-awan itupun menepi, lalu tampaklah Sang Primadona yang kami tunggu-tunggu. Matahari pagi. Sejujurnya, meski sudah tidak terhitung banyaknya melihat sunrise, belum pernah sekalipun aku mengalami hal seperti ini. Tidak hanya suasana pantai dan gradasi warna yang berubah, wajah Anto pun jadi sumringah. Bak karyawan, dibolehin libur tanpa potong cuti sama Boss. Parahnya, Dewi yang lagi nongkrong tidak tahu sedikitpun tentang perkembangan menggembirakan ini.

Kuatir awan-awan segera akan menutupi Sang Surya, aku menganjurkan agar Anto menyusul Dewi ke toilet yang letaknya tidak jauh dari tempat kami menunggu dan menyuruhnya bergegas. Sementara aku dan crew menyiapkan peralatan kami.

Lalu terdengarlah dialog sebagai berikut,
“Yang..mataharinya keluar. Buruan Yang”, teriak Anto
“Tapi aku masih nanggung Babe”, Dewi menyahut dengan suara tertahan seperti layaknya seseorang yang sedang menghimpun kekuatan untuk mendorong sesuatu.
“Nanti aja diterusinnya Yang, mataharinya ntar ketutupan awan lagi lho !!”, balas Anto
“Aduh gimana caranya nih ? suer lagi nanggung banget babe”, jawab Dewi gugup.
“Alaaah..potong aja dulu…ntar dilanjutin”, teriak Anto mulai kesal.
“Ya ampun sabar dong..Babe”,pinta Dewi
“Dasar lelet nih..awas ya kallo sunrisenya gak dapet”, ancam Anto
“Iya sayang..lagi cebook nih”. Kini terdengarlah suara kedombrangan dari dalam toilet, entah apa yang terjadi hanya Dewi yang tahu.
“Dewiiiiiii !!!!!!!!”, teriakan terakhir Anto inilah yang membuat akhirnya Dewi nongol meski dengan nafas terengah-engah, seperti bebek yang baru habis diuber-uber anjing.

Tanpa babibu, Anto segera menyeret Dewi ke tepi pantai lalu bergegas memposisikan diri seperti phose yang ia harapkan. Mengatur posisi tangan, kaki, badan singkatnya segala sesuatu yang biasanya menjadi tugas kami. Sementara Aku dan crew hanya tertawa geli menyaksikan tingkah keduanya.

Setelah kurang lebih satu jam melakukan pemotretan. Dewi bergegas menghampiriku, “Gimana Mas Ted, sudah dapet khan ?”. Aku menyodorkan kamera kepadanya, “Nih liat aja sendiri ya Wi”.

Sejenak mereka berdua terlihat serius mengamat-amati photo-photo sunrise mereka, sambil tersenyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba Dewi bertanya,”Mas Teddy..kira-kira perlu lagi gak ?”.
“Lho terserah kalian”, jawabku,”As long as you ready, I’m ready too”.
“Kayanya cukup ya..”, sahut Dewi sambil melirik kearah Anto.
Anto terlihat mengangguk-angguk, tangannya masih terlihat menggenggam kameraku.
“Ya sudah..kallo gitu aku cabut dulu yah”, ujar Dewi sambil bergegas lari kearah toilet.
“Yang..kamu mo ngapain ??”,tanya Anto.
“Lho..khan mau nerusin POTONGAN yang tadi..babe”, ujar Dewi tanpa menoleh kebelakang dan segera menutup pintu toilet.

“HA..HA..HA..HA....!!!!” dan kami semuapun tertawa terbahak-bahak. [mtaphotography::karena manusia berharga dan mulia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar