Jumat, 20 November 2009

Demam Berdarah : Antara Jogja dan Perancis

by Made Teddy Artiana, S. Kom

MTA PHOTOGRAPHY
[karena manusia mulia dan hidupnya berharga]
teddyartiana_photography@yahoo.com


Schedule prewedding tinggal tiga hari lagi. Clientku Mala dan Pierre (bukan nama sebenarnya) bahkan sudah beberapa hari yang lalu berangkat dari Perancis. Memang mereka punya rencana berlibur beberapa hari, sebelum akhirnya prewedding di Jogjakarta. Semua telah siap, ticket, crew, perlengkapan dan lain sebagainya. Hanya satu yang belum : Fotografernya yaitu aku sendiri. Disini disebuah rumah sakit tak jauh dari rumah, aku terbaring tak berdaya ditemani infus. Tubuhku memang disini, tetapi pikiran ini melayang-layang sampai kecandi Borobudur. Aku sama sekali tidak ingin berlama-lama ditempat ini.

Demam Berdarah sama sekali bukan penyakit yang dapat dipandang sebelah mata. Sudah banyak orang telah “berpulang” lewat perantaraan penyakit ini. Untunglah trombositku sudah jauh membaik. Seluruh dokter dirumah sakit itu, juga nyaris tidak percaya pemulihan pada diri ku terjadi sebegitu cepat.

“Kamu boleh pulang besok pagi. Tetapi ingat : harus bedrest dulu !!!”, wanti-wanti salah seorang dokter spesialis yang kebagian tugas mengurusi ku.
“Siap !!”, jawabku singkat, tak ingin berpanjang lebar dengan penyakit menyebalkan ini. Aku benar-benar sudah merasa kangen dengan kamera dan laptopku dirumah. Dengan istri ? pastilah…namanya juga soulmates .

Singkat cerita akhirnya tibalah aku dan team di Jogja. Kami bertemu dengan Mala dan Pierre lalu preweddingpun dimulai. Hari pertama, tujuan utama kami adalah candi Bobobudur. Entah mengapa candi ini begitu meninggalkan kesan mendalam didiriku. Kagum, salut dan bangga, kira-kira seperti itu. Begitu melihat sosoknya dari kejauhan, kaki-kaki yang selama tiga hari terbaring bengong di rumah sakit, seakan menari-nari ingin mendakinya. Begitu jari-jari ku menggenggam kamera photo, saran dokter tentang “bedrest” sudah lenyap tak berbekas dikepala. Aku memotret seolah-olah lupa bahwa baru dua hari yag lalu aku terbaring ditempat tidur besi, yang kepala tempat tidurnya bisa dinaik atau turunkan ketika menonton TV terpajang tinggi di dinding. Sungguh-sungguh menyenangkan.

Hari kedua tak kalah mengasikan, kami menysuri beberapa pantai di Jogja. Benar-benar pantai yang indah. Tak terasa dua hari berlalu, dan preweddingpun usai. Kami saling berpamitan. Aku dan Wida kembali kerumah Eyang, sedangkan mereka meneruskan perjalanan ke bandara Adisucipto lalu langsung terbang ke Jakarta. Sore harinya badanku terserang panas tinggi, hingga besok pagi. Untunglah keesokan harinya, suhu tubuhku sudah berada pada titik normal. Praise The Lord !!
Rupanya benar juga kata buku-buku motivasi dan psikologi, bahwa jika kita mencintai sesuatu maka keajaiban akan terjadi disana.

1 komentar: